Monday, December 13, 2010

Piece 3: The Influence

Piece 3

Kangaeru na
Kanjiro ima wo
Tonikaku jikan ga nai n da
Ora ga yaranakya dare ga yaru n da

(Don’t think
Just feel it now
I have no time anyway
If I don’t do it, who will, then?)
Animal magic – Kanjani8 – 8UPPERS)


The Influence

            Hari ini pun aku mau cerita sedikit soal masa lalu. Tapi nggak tau kenapa hari ini lagi males pake bahasa formal. Jadi kita pake bahasa campur aduk aja yah (^w^)v 

Kalau aku nggak salah inget, anime yang pertama kali bikin aku kenal istilah ‘anime’ dan ‘manga’ itu adalah Inuyasha. Waktu aku SMP, anime satu ini nge-boom banget, menggantikan popularitas Rurouni Kenshin alias Samurai X. Bicara soal Samurai X, anime yang satu  itu emang bikin banyak orang jatuh cinta sama dunia per-anime-an. Tapi itu nggak berlaku buatku—awalnya. Aku mulai suka Samurai X justru ketika banyak orang mulai lupa sama serial itu. Kenapa bisa begitu? Alasannya simpel: Kenshin—tokoh utama Samurai X—terlalu kuat. Aku nggak suka tokoh utama yang terlalu heroik! Makanya pada awalnya aku nggak betah ngikutin serial ini. Baru kemudian setelah anime ini di re-run untuk kedua atau ketiga kalinya di TV, aku mulai tertarik nonton, gara-gara seorang karakter: Soujiro Seta! Lalu aku juga mulai suka Sanosuke Sagara, dan sebagainya (tapi tetep nggak suka sama Kenshin). Samurai X pun jadi salah satu anime favoritku saat itu. 

 di Fushimi Inari Shrine, yang (kayanya) jadi latar belakang Samurai X
pas episode tempat persembunyian Shishio

Tapi tetap saja, waktu itu yang membuatku kenal istilah ‘anime’ dan ‘manga’ adalah Inuyasha. Soalnya begitu serial ini diputar di TV, aku jadi rajin browsing tentang serial ini, dan sedikit demi sedikit mulai mengerti dunia per-anime-an. Selain Inuyasha, judul lain yang sangat berpengaruh bagiku saat itu adalah Ufo Baby alias Daa! Daa! Daa!-nya Mika Kawamura. Begitu sukanya aku sama seri yang satu ini, sampai gambarku pun sedikit banyak terpengaruh sama gambar chibi nan moe-nya Mika Kawamura. Bagiku, Ufo Baby adalah salah satu best shoujo manga, biarpun ceritanya agak childish.

Satu lagi yang nggak boleh dilupakan, serial favoritku juga saat itu: Slam Dunk! Dengan Kaede Rukawa-nya yang keren abis \(^o^)/ juga Hunter X Hunter dengan Kurapika-nya yang manis setengah mati (=0w0=)> dan ada juga serial favorit sepanjang masa, Hikaru no Go dengan Akira Toya-nya yang aku suka banget banget (bahasanya makin kacau, nih (-__-‘)). Kayaknya jaman SMP itu jaman paling banyak anime favoritku, deh. I was really into it back then! Di satu sisi (lebih tepatnya masalah kejiwaanku), masa itu adalah masa yang berat, tapi di sisi lain (sisi anime dan manga tentunya), masa itu adalah masa yang paling menyenangkan! Shiawase datta!

            Di waktu-waktu itu juga, akhirnya aku mulai serius menekuni komik sebagai hobi. Mulai dari iseng-iseng bikin karakter, sampai bener-bener mikirin plot cerita dan ngegambar sketsa. Rasa-rasanya di kelas aku lebih banyak menghabiskan waktu buat menggambar daripada buat ngobrol sama teman (lho, kok ngebandinginnya sama ngobrol?! Belajarnya gimana??). Dan aku sangat menikmati itu semua, sampai suatu saat…

I met my turning point.

-Bersambung-

2 comments:

  1. salmmmmm, ehehehe
    aku inget, punya banyak koleksi gambarmu di buku2 pelajaranku (instead of nyatet pelajaran)
    wahahha!
    sukses di Jepang ya salm, impian terbesarmu isn't it?

    ReplyDelete
  2. aaah... dewiii...
    natsukashii...
    gambar2 jaman itu nyeleneh2 yak, hahaha ^^

    thx ya ^^

    ReplyDelete