Gara-gara kemaren habis ngepo blog kuliner Jogja akibat kangen masakan Indonesia, akhirnya jadi terpikir buat nulis pengalaman kulinerku sendiri. Dan untuk kuliner edisi perdana ini, diputuskanlah buat nulis tentang salah satu tempat makan yang berkesan buatku selama kuliah di Kyoto, Jepang. Siapa tahu bermanfaat buat referensi, kalau ada yang pengen jalan-jalan ke Kyoto :)
Warung yang kubahas kali ini namanya ‘Kokodosu’ (jangan ditanya artinya apa, soalnya aku juga nggak yakin :P ), sebuah tempat makan bernuansa Jepang tulen yang terletak di sekitar Kiyomizudera (kalau mau tahu tentang Kizomizudera—salah satu tempat tujuan wisata utama di Kyoto—boleh nanya ke mbah google. Kapan-kapan kalau ada waktu mungkin juga akan kutulis). Lebih tepatnya, warung ini ada di tepi jalan Kiyomizumichi, yang pasti dilewati kalau habis pulang dari Kiyomizudera. Pokoknya, kalau pulang dari Kiyomizudera, ikuti aja jalanan yang penuh toko oleh-oleh sampai ketemu parkiran mobil umum di sebelah kanan. Beberapa meter dari area parkir itu, di seberang sebelah kiri kalian akan bisa menemukan warung ini (kalau belum pindah lho ya).
Jalanan Kiyomizumichi
Ini dia si 'Kokodosu'
Nuansa Jepang langsung terasa sangat kental begitu kita memasuki tempat makan yang nggak begitu luas ini. Pelayan dan kokinya adalah sepasang suami istri Jepang, yang menjalankan bisnis rumah makan ini berdua saja (romantis ya :P ). Menu utamanya adalah berbagai sajian cha-soba alias soba teh, yaitu sejenis mi asli Jepang, soba, yang dibuat dengan campuran teh hijau. Makanya, mi di warung ini warnyanya hijau, mirip mi bayam di Indonesia :)
Di dalam, nuansanya tradisional Jepang, nice and calming :)
Mi yang kupesan adalah cha-soba yang disajikan dengan kuah kaldu dashi ikan, dengan toping sederhana berupa irisan kamaboko (semacam baso ikan) dan daun bawang. Simple, but delicious! Tekstur mi-nya kenyal dan agak licin, sedikit beda dengan tekstur mi soba biasanya. Rasa mi-nya sendiri juga lebih gurih berkat campuran teh hijau. Apalagi dinikmati dengan kuah kaldu yang segar tapi berasa ikannya, mantap deh! Cha-soba sendiri termasuk makanan yang agak jarang ditemukan di rumah makan Jepang, dibandingkan dengan soba biasa. So, it’s highly recommended!
Cha-soba!!!
Selain menu utamanya yang maknyus, pilihan hidangan penutupnya pun nggak kalah menggoda, lho. Pokoknya semua menu dessert yang ada es krim maccha (teh hijau)-nya, recommended lah, hehehehe. Salah satunya adalah fruits anmitsu yang kupesan, berupa buah-buahan dan sejenis mochi yang ditata di gelas tinggi, dengan es krim maccha di puncaknya. Pas mau dimakan, mochinya dituangi kuromitsu, sejenis gula cair berwarna kehitaman. Rasa manis mochi dan kuromitsu, segarnya buah-buahan, dan agak-pahit-pahit-gimana-gitu-tapi-enak-nya es krim maccha, benar-benar jadi perpaduan yang luar biasa. Pas banget lah buat dinikmati di siang hari musim panas!
Fruits Anmitsu (sebelum dituangin gula cair)
Siap disantap!! XDD
Pesenan teman, lupa namanya, pokoknya pake maccha! :D
Untuk masalah harga, tepatnya sih aku udah lupa ^^; tapi kalau nggak salah, baik menu utama maupun dessert-nya berkisar antara 600-800 yen, pokoknya masih di bawah 1000 yen, masih terhitung lumayan terjangkau untuk ukuran kuliner di daerah tujuan wisata. Rasanya juga uenak, jadi nggak rugi lah :D
Jadi, gimana? Udah kepengen nyobain cha-soba dan maccha dessert? Kalau ada kesempatan main ke Kyoto, wajib tuh liat-liat Kiyomizudera, terus jangan lupa mampir di ‘Kokodosu’ ya! *dibayar berapa nih buat ngiklan? (^w^)/
Jadi, gimana? Udah kepengen nyobain cha-soba dan maccha dessert? Kalau ada kesempatan main ke Kyoto, wajib tuh liat-liat Kiyomizudera, terus jangan lupa mampir di ‘Kokodosu’ ya! *dibayar berapa nih buat ngiklan? (^w^)/
No comments:
Post a Comment